Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Temanku Bukan Pelacur

Dia kehilangan dirinya sendiri. Aku bisa melihat itu dari matanya. Aku meyakini itu dari tindakannya selama ini. Aku perlu membawanya kembali. Aku perlu membuatnya mengerti bahwa dirinya begitu berarti. Akan tetapi, niat itu sudah hancur beberapa saat lalu saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri perbuatannya selama beberapa bulan belakangan. Secara membabi buta aku memukuli lelaki itu dan mengusirnya keluar. Aku menutup pintu dengan kasar dan kemudian bersandar seolah tidak kuasa menahan beban tubuhku sendiri. Perlahan, aku jatuh terduduk sambil menganga tak percaya. Di hadapanku, berdiri sesosok perempuan yang kukenal lebih dari 10 tahun lalu dengan rambut panjangnya yang acak-acakan, kaus putih longgar, dan kaki jenjang yang telanjang. Aku menutup mulutku menahan emosi dan tangis yang akan meledak. Tenggorokanku tercekat, aku takut dengan suaraku sendiri. Sementara perempuan itu sudah terlebih dahulu menangis dan duduk terjatuh. Ada jarak empat langkah yang harusnya kutempuh...