Aku melihatmu. Lututku goyah tak bersisa. Bisakah aku kembali?
Aku ingin mendekap tubuhmu yang kedinginan itu.
Mengapa matamu begitu kosong? Kukira dunia telah direnggut begitu kejam darimu.
Oh, kamu begitu indah. Kukira akan ada orang lain yang menggantikanku.
Aku ingin kamu melihatku. Tapi, kamu melihat menembus diriku.
Hatiku begitu terluka sampai ingin menangis.
Kamu tahu aku ada disini? Aku selalu ada.
Tapi kamu dimana?
Bukankah aku yang pergi?
Tapi, kenapa kamu yang hilang?
Aku hanya pergi tanpa jua menghilang.
Aku kembali tanpa membisikan apalagi menyentuhmu.
Sekarang, menangislah..
Mengapa kamu masih juga menangis dalam hati?
Aku ada disini..
Tak adakah orang lain yang menghiburmu?
Tak adakah dia yang membelai rambutmu dan memelukmu hingga kamu sulit untuk bernafas?
Aku sungguh ada, kamu hanya tidak mau merasakannya.
Mengertilah, aku tidak lagi bernafas.
Aku tidak bisa lagi menyentuhmu.
Aku tidak bisa lagi menyanyikan lagu-lagu cinta itu.
Dan maaf bahwa aku tidak bisa lagi menangis karena aku sudah lama pergi.
Kemudian, aku melihat kamu membuka mulutmu yang lemah.
Ini yang kamu ucapkan, "Jiwaku mati bersama kematianmu. Dan aku tidak mau kembali..."
Tak lama, hujan turun membasahi bumi, tubuhmu dan....... nisanku.
Aku selalu mencintaimu, kamu hanya perlu merasakan.
Aku ingin mendekap tubuhmu yang kedinginan itu.
Mengapa matamu begitu kosong? Kukira dunia telah direnggut begitu kejam darimu.
Oh, kamu begitu indah. Kukira akan ada orang lain yang menggantikanku.
Aku ingin kamu melihatku. Tapi, kamu melihat menembus diriku.
Hatiku begitu terluka sampai ingin menangis.
Kamu tahu aku ada disini? Aku selalu ada.
Tapi kamu dimana?
Bukankah aku yang pergi?
Tapi, kenapa kamu yang hilang?
Aku hanya pergi tanpa jua menghilang.
Aku kembali tanpa membisikan apalagi menyentuhmu.
Sekarang, menangislah..
Mengapa kamu masih juga menangis dalam hati?
Aku ada disini..
Tak adakah orang lain yang menghiburmu?
Tak adakah dia yang membelai rambutmu dan memelukmu hingga kamu sulit untuk bernafas?
Aku sungguh ada, kamu hanya tidak mau merasakannya.
Mengertilah, aku tidak lagi bernafas.
Aku tidak bisa lagi menyentuhmu.
Aku tidak bisa lagi menyanyikan lagu-lagu cinta itu.
Dan maaf bahwa aku tidak bisa lagi menangis karena aku sudah lama pergi.
Kemudian, aku melihat kamu membuka mulutmu yang lemah.
Ini yang kamu ucapkan, "Jiwaku mati bersama kematianmu. Dan aku tidak mau kembali..."
Tak lama, hujan turun membasahi bumi, tubuhmu dan....... nisanku.
Aku selalu mencintaimu, kamu hanya perlu merasakan.
Komentar
Posting Komentar