Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Satu Cerita dalam Dua Surat Berbeda

Setiap orang punya cerita masing-masing tentang cinta mereka. Dalam suatu hubungan, pasti ada dua cerita yang berbeda. Tak jarang, bahkan mungkin pasti, itu juga yang terjadi dalam cerita cinta orangtua kita. Coba tanyakan kepada Papa dan Mama kalian, minimal. kalian akan menemukan detail berbeda dalam satu cerita yang sama:') Tulisan dibawah ini hanya fiksi, bukan buat menyinggung siapapun. 1. Surat dari Ibu untuk 'Nan...' Aku mulai menulis buku ini ketika tahu bahwa suatu hari akan ada orang yang membutuhkannya. Nan, aku menulis buku ini tepat ketika kamu baru berusia 6 tahun. Kamu mulai masuk kelas 1 SD dan aku begitu bangga padamu. Hari pertama sekolah kamu begitu riang menggenggam tanganku sambil berlari kecil. Kamu bilang bahwa kamu tidak sabar untuk bertemu teman-teman barumu. Aku menciumi wajahmu ketika kamu akan masuk kelas. Kamu melambaikan tangan sebelum memasuki ‘hidup’ barumu. Betapa bahagianya aku hari itu, Nan. Aku merasa telah melewati fase pertama ...

Mengeja Namamu: M A M A

Entah apa yang membuatku tiba-tiba merindukan untuk mengucap namamu. Rasa rindu yang tak biasa karena tak pernah kurasakan sebelumnya. Kukira, sama seperti kepergian dirimu, luka itu akan sembuh dengan sendirinya. Aku salah, karena kini aku benar-benar merindukan untuk mengucap namamu. Seperti sesuatu yang kutumpuk dari lama tanpa kusadari. Kini, monster itu mencoba keluar dari kotak yang kubuat sendiri. Aku tak pernah mengalami pertentangan batin semacam ini semenjak Waktu mengambilmu untuk selama-selamanya. Yang aku butuhkan selama ini hanyalah rutinitas dan kesibukan luar biasa yang selalu menenggelamkan bayangmu di hariku. Tanyakan aku tentang hidup, maka aku tak kan mampu menjelaskannya. Tanyakan aku tentang kematian, maka aku menjawab bahwa kekuatan misterius itu adalah kamu. Kamu yang menggambarkan secara detail bagaimana sosok gelap itu menjemputmu dan mengambilmu untuk selama-lamanya dari dekapanku. Aku bahkan belum sempat mendekapmu. Aku sedang dalam perjalanan. Apa kamu ing...