Langsung ke konten utama

Buku

"Banyak yang bilang kalau orang udah putus sama pacarnya harus move on karena untuk apa membuka buku lama yang sama padahal kita udah tahu endingnya? Terus gimana sama seseorang yang tiba-tiba move on dari buku yang bahkan belum dia buka sama sekali? Samakah rasa sakitnya?"


Post kali ini khusus buat Ratih Dwi Jayanti :')

Jawaban yang terbaik yang bisa gue kasih adalah sebagai berikut.

Gue memang gatahu rasa sakit karena diperlakukan seperti itu sama cowo gimana.  Tapi, pas nerima sms dari lo hari ini tanggal 27 Januari 2015 Pukul. 23.32 gue jadi mikir secomplecated apa perasaan lo. Gue udah sering banget denger cerita orang itu dari lo, setiap hari bahkan. Satu yang kurang, gue ga pernah ketemu dan gapernah mengenal orang itu. Gue kadang juga ngasih saran asal yang kadang ngebuat lo tambah bingung sama diri lo sendiri. Ditambah jawaban-jawaban orang selain gue yang belum tentu mengenal lo dengan baik sebaik gue. Gue lagi ngekhayalin lo jadi cewe yang duduk di sudut jalan sepi malem-malem. Gue ngekhayalin lo lagi nunggu seseorang itu. Seseorang itu lagi ada di gedung yang letaknya di seberang lo. Lo rela nunggu berjam-jam cuma buat ngeliat dia dan lo gamaksain diri lo buat nyapa. Penantian lo berakhir, dia keluar dari gedung itu... seorang diri. Ga lama dia ngeluarin hape-nya terus mengedarkan pandangan kayak mencari seseorang. Dia kemudian mendapati sosok lo di sudut jalan sepi itu. Dia senyum sama lo dan lo harus nahan kaki lo sendiri supaya ga rubuh ke tanah. Lo bangkit, lo merasa harus mengakhiri semuanya. Dia nyebrangin jalanan buat menghampiri lo. Lo sadar sebenernya semuanya cuma delusi, tapi sumpah gue lanjutin dulu khayalan gue. Ketika sampai diseberang, lo berniat menghampiri dia yang udah ada di trotoar. Tiba-tiba seseorang dari belakang nyenggol lo dan membuat lo kembali tersungkur ke tanah. Lo lelah, lo lelah dengan apapun yang diperbuat orang sama lo. Ketika lo mendongakkan kepala lo, lo mengenali orang yang nabrak lo tadi. Dia bayang-bayang lo. Dia bayang-bayang yang buat seseorang yang lo tunggu lama itu gapernah melirik lo. Lo hampir menangis ketika tahu dia sedang berjalan kearah cowo itu. Cowo yang lo tunggu-tunggu itu tersenyum menyambut si cewe. Lo nyaris saja berkata bahwa mereka pasangan tersempurna di dunia. Tapi, kemudian semuanya berubah menjadi kesalahan! Si cwe itu gapernah niat buat nyamperin si cowo yang udah rela-rela nyebrang jalan demi nyambut dia. Ada satu cowo lagi yang baru keluar dari gedung itu. Dan cowo itulah yang sebenernya mau dihampiri si cewe. Lo gatau harus seneng atau gimana. Gue tahu lo pasti sedih karena ketika lo menatap satu-satunya cowo yang selalu lo tunggu itu, dia menundukkan kepalanya. Dia menyerah tapi ga nyerah. Dia gabisa tapi dia tetep bertahan mempertahankan sesuatu yang sebenernya udah ga ada. Kemudian pandangan lo tertuju ke si cewe yang udah menyebrangi jalan untuk menghampiri cowo idaman hati dia. Gue gatau, siapa yang lebih terluka saat ini. Lo, yang melihat betapa si cowo yang lo tunggu itu terluka karena cwe lain. Atau dia, cowo yang ngebuat lo menunggu terlalu lama itu ditinggal sama sesuatu yang ingin dia capai meski dulu sempet dia miliki.

Sekarang cuma ada kalian berdua. Lo dan si cowo yang gabisa move on itu. Dia menyadari keberadaan lo tapi dia ngga mau mengakui kalau dia butuh lo. Lo ibarat buku itu. Buku yang gapernah dia sentuh tapi sering dia tinggalin gitu aja. Dia bahkan belum buka plastik yang membungkus buku itu. Dia cuma beberapa kali pegang terus taro lagi. Dia merasa belum butuh untuk membacanya. Dia gapernah ninggalin buku itu. Dia merasa berkuasa atas buku itu karena buku itu gapernah marah meskipun belum pernah dibaca. Buku yang sering ditinggalinnya memang sekarang cuma jadi milik dia. Terus ada satu buku lagi yang sering banget dia baca, meski dia udah tau gimana proses cerita dan endingnya. Dia cuma ingin bertahan. Dia ingin bertahan karena dia merasa bisa melakukannya. Tapi, entah sampai kapan. Mungkin sampai buku yang gapernah dia buka dan baca itu di curi sama orang lain. Dan saat dia nyadarin bukunya hilang, dia sudah sangat amat terlambat...


(Untuk sementara secara kasar dulu yaaa ceritanya, soalnya gue gasabar buat jawab pertanyaan lo Tih..)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baru

Akhirnya baru bisa punya blog lagi:) Setelah lebih dari setahun ga bukan blog (dan lupa password), sekarang punya akun baru. Berharap blog ini berguna gacuma bagi temen-temen tapi juga orang banyak. Salam.

UNTITLED

Sudah satu bulan. Empat minggu. Tiga puluh hari. Tiga puluh kali pergantian siang dan malam. Tujuh ratus dua puluh jam. Empat puluh tiga ribu dua ratus menit. Detik mungkin tak perlu kuhitung. Selama itu waktu yang kamu habiskan hanya untuk menghukum dirimu sendiri. Menghukum diri sendiri atas kesalahan yang sepenuhnya bukanlah milikmu. Kamu tak pernah lagi bangun di pagi hari. Kamu tidur sepanjang hari. Kamu tak pernah lagi memandangku. Kamu menatap kehampaan sepanjang waktu. Bahkan, untuk menggerakkan setitik jari saja, kamu tak kuasa. Aku selalu ada disisimu. Selalu. Bahkan sepanjang waktu, hanya untuk melihatmu berdiam diri atau menangis. Kamu tidak mau berbicara. Aku selalu bertanya, apalagi yang salah? Kamu menatapku. Bukan jawaban, hanya tangisanlah yang lolos dari bibir tipismu. Disaat seperti itu aku selalu memeluk tubuhmu yang meringkuk tak bergerak. Apakah kamu tidak sakit? Maksudku, dengan posisi tubuhmu selama sebulan ini diatas ranjang. Tidakkah kamu rindu untuk bangun, ...

Novel Selanjutnya (InsyaAllah)

Aku melihatmu. Lututku goyah tak bersisa. Bisakah aku kembali? Aku ingin mendekap tubuhmu yang kedinginan itu. Mengapa matamu begitu kosong? Kukira dunia telah direnggut begitu kejam darimu. Oh, kamu begitu indah. Kukira akan ada orang lain yang menggantikanku. Aku ingin kamu melihatku. Tapi, kamu melihat menembus diriku. Hatiku begitu terluka sampai ingin menangis. Kamu tahu aku ada disini? Aku selalu ada. Tapi kamu dimana? Bukankah aku yang pergi? Tapi, kenapa kamu yang hilang? Aku hanya pergi tanpa jua menghilang. Aku kembali tanpa membisikan apalagi menyentuhmu. Sekarang, menangislah.. Mengapa kamu masih juga menangis dalam hati? Aku ada disini.. Tak adakah orang lain yang menghiburmu? Tak adakah dia yang membelai rambutmu dan memelukmu hingga kamu sulit untuk bernafas? Aku sungguh ada, kamu hanya tidak mau merasakannya. Mengertilah, aku tidak lagi bernafas. Aku tidak bisa lagi menyentuhmu. Aku tidak bisa lagi menyanyikan lagu-lagu cinta itu. Dan maaf bahwa...