Aku hanya ingin tiga kata itu terucap darimu. Sesederhana itu. Sesederhana itu kebahagiaan yang tak pernah aku dapatkan. Aku menunggumu. Lebih daripada aku menunggu hari penting itu datang. Aku berharap. Aku terlunta dari hidupku sendiri. Hendakkah aku berteriak? Ketika semua orang tersenyum dan aku hanya ingin berselimut, bersembunyi dari kehancuran yang kutimbulkan sendiri. Aku masih menunggumu. Waktu belum habis. Kamu masih punya waktu untuk mengucapkan tiga kata itu. Kamu masih bisa berusaha. Tetapi, entah cara apa yang kamu gunakan, pesan itu tak pernah sampai atau kamu tidak pernah mau mengucapkannya?
Aku hanya ingin tiga kata itu terucap darimu. Tak peduli jarak yang ada, kamu masih bisa menempuhnya. Tak peduli segumul perasaan yang menghantui setiap malamku, aku masih ingin pesan itu sampai. Aku ingin. Aku ingin bahkan aku memimpikannya. Haruskah aku bercerita kepadamu? Tentang malam-malam sebelum hari ini, ketika aku menarikmu jauh kedalam alam bawah sadarku. Sebegitu berharganya kamu hingga aku tak bisa membedakan antara realita dengan khayalan. Yang aku tahu, kamu harusnya ada.
Aku hanya ingin tiga kata itu terucap darimu. Sesulit itukah untuk menyampaikannya kepadaku? Apakah kamu memerlukan bantuan semua orang di dunia ini agar tiga kata itu sampai ditelingaku? Kemudian aku akan menangis karena bahagia. Kamu lihat? Bahagiaku sesederhana tiga kata yang kuinginkan terucap darimu. Aku kekeringan, aku membutuhkan air itu. Sudah lama sekali sejak aku mereguk kebahagiaan itu. Atau, apakah semuanya semu? Semuanya yang pernah kita ucapkan di masa lalu hanya delusi tak berkesudahan, untukku? Benarkah kamu telah jauh melangkah, sedangkan aku dengan bodohnya masih disini? Menunggumu? Atau mungkin kamu yang meninggalkanku.
Aku hanya ingin tiga kata itu terucap darimu. Mengalir seperti dulu kamu sering bercerita tentang mimpi itu. Mengalir seperti aku yang dengan khidmat mendengarkan semua yang kamu ucapkan, dulu sekali. Bukankah itu harusnya menjadi sesuatu di masa depan? Aku ingin. Aku ingin akhir itu untuk kita. Adakah kamu tahu bahwa air mata sudah lama mengering karena aku tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk menggapaimu. Semakin lama, kamu semakin kabur. Kamu seperti sesuatu yang begitu jauh, jauh sekali. Aku ingin meraihmu, menjagamu dibalik semua beban air mata tak berkesudahan.
Aku hanya ingin tiga kata itu terucap darimu. Cepatlah. Waktu sebentar lagi berakhir. Aku tak mampu menarik atau menghentikannya, apalagi menahannya. Tubuhku terlalu ringkih untuk mempertahankan Waktu. Hanya tinggal kamu. Tinggal tiga kata sederhana itu. Ku mohon jangan hancurkan diriku yang sekarang sudah menjadi pasir. Atau mungkin kamu ingin membuatku hilang? Kumohon... tiga kata itu...
Selamat Ulang Tahun
Komentar
Posting Komentar